[Trial test of harvesters team and paddy thresher machinery on paddy harvesting with team work system]
1998
Setyono, A. | Sutrisno | Nugraha, S. (Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi (Indonesia))
مجهول. Kehilangan hasil padi selama penanganan pascapanen masih tinggi, mencapai lebih dari 21 persen dan tertinggi terjadi pada pemanenan dan perontokan yang besarnya mencapai 13,84 persen. Kehilangan hasil tersebut dapat ditekan melalui pemanenan dengan sitem beregu dan perontokannya menggunakan mesin perontok. Mesin perontok yang ada di lapang atau di tingkat petani perlu diteliti agar penampilannya lebih baik. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Karawang, mulai bulan Juni sampai September 1994. Penelitian dilaksanakan di lahan petani dengan cara pemanenan sistem beregu. Ada empat regu pemanen A, B, C, dan D, dan masing-masing regu dilengkapi mesin perontok, yaitu berturut-turut adalah TH6-Klari, TH6-Aceh, TH6-Quick dan TH6-Quick-M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanenan dengan sistem beregu dan perontokannya dengan mesin perontok, kehilangan hasil panen hanya berkisar antara 4,3 persen sampai 4,9 persen, sedang cara individu sekitar 15,2-16,8 persen. Kapasitas mesin perontok model TH6-Quick-M adalah tertinggi, yaitu 1.125,3 kg/jam. Konsumsi bahan bakar mesin perontok berkisar antara 0,83 l/jam sampai 1,35 l/jam. Gabah yang dihasilkan oleh pemanenan sistem beregu tersebut bermutu baik dan harganya meningkat sebesar Rp 20,-/kg gabah. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 2.484.739,- - Rp 1.856.981,- = Rp 637.821,- dan penderep sebesar Rp 2.998,- - Rp 1.905,- atau sebesar Rp 1.093,-/jam/orang
اظهر المزيد [+] اقل [-]