[Performance of groundnut farming in Bulukumba District, South Sulawesi (Indonesia)]
1999
Kanro, M.T.M.Z. | Ruchjaningsih | Imran, A. | Nurjanani (Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Jeneponto (Indonesia))
إنجليزي. Peanut farming at Bulukumba, South Sulawesi is conducted by farmers family with owned area of 0.85 ha per family. Cultivation of peanut is still traditional with productivity reached 750-800 kg/ha. The purpose of the study was to evaluate the performance of peanut farming at peanut development center, and to improve cultivation supporting peanut farming. The survey was conducted at Rilau Ale, Bulukumba Regency, on September to October 1998 to characterize input, productivity and level of farmer income. Production increase was done through intensification and extensification program at lowland. In 1997/1998, intensification reached 5.355 ha. Generally, farmers preferred plant peanut after rice than other plants. The scarcity of capital and availability of credit facility are one of problems in achieving production and areal development. Other problem is less activities of group or members group. The peanut farming at Bulukumba is profitable with net income Rp. 2.210.000 with B/C 1.5 per hectare
اظهر المزيد [+] اقل [-]مجهول. Usahatani kacang tanah di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dilakukan oleh petani secara turun temurun dengan luas pemilikan/penanaman rata-rata 0,85 ha per KK. Cara budidaya masih tradisional, sehingga produktivitas yang dicapai baru sekitar 750-800 kg/ha. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keragaan usahatani kacang tanah di sentra pengembangan kacang tanah, dan untuk perbaikan budidaya penunjang usahatani kacang tanah. Survai dilaksanakan di Kecamatan Rilau Ale pada bulan September - Oktober 1998 dengan menggunakan metode Purposive random sampling. Analisis dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan input, produktivitas dan tingkat keuntungan petani. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi yaitu melalui Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi pada lahan sawah. Pada tahun 1997/1998 pencapaian program intensifikasi sekitar 5.355 ha. Pada umumnya petani memilih menanam kacang tanah setelah padi gadu dibandingkan tanaman lainnya. Namun terbatasnya modal dan tidak tersedianya fasilitas kredit merupakan salah satu masalah dalam pencapaian produksi dan pengembangan areal. Masalah lain yaitu aktivitas kelompok tani belum nampak atau anggota kelompok belum memahami tujuan dan manfaat berkelompok. Usahatani kacang tanah di Kabupaten Bulukumba cukup menguntungkan petani, dengan pendapatan bersih Rp. 2.210.000 dengan B/C ratio 1,5 per hektar
اظهر المزيد [+] اقل [-]