Agroindustrial and chicken poultry waste as feed supplement for nila fish (Oreochromis sp.)
2000
Harsojo | Andini, L.S. | Rosalina, S.H. | Suwirna, S. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Jakarta (Indonesia))
An experiment was conducted to study the use of industrial waste such as soybean sauce waste, tofu waste and chicken manure as feed supplement for nila fish raised in ponds to increase the body weight. There were four compositions i.e. composition A consisted of soybean sauce waste mixed with the other materials: composition B consisted of irradiated chicken manure mixed with the other materials; composition C was commercial pellet as control and composition D was tofu waste. The feeding with the amount of 30 percent from total body weight was given to the fishes three times per day. The quality of food measured with the conversion value (amount of feed for 1 kg body weight gain) and the quality of water i.e. pH, temperature and oxygen concentration were also measured. Determination of heavy metal content in fish and water were carried out using the atomic absorption spectrophotometer (AAS). Results of the experiment showed that feed of composition A (soybean sauce waste) at 12th and 21st weeks had lowest conversion value although statistically there was no different significant among the others feed. The content of heavy metals in all fish and water were under permissible limit and also for Fe content was also under permissible limit. There were no Salmonella found in the industrial waste. This means that industrial waste can be used safety as feed supplement for fish and has also the same effect compared to the commercial pelletized for the growth of fish. The water quality was found suitable for the growth of fish./Telah dilakukan penelitian mengenai pelet limbah industri berupa ampas kecap, ampas tahu, dan kotoran ayam sebagai pakan tambahan ikan nila yang dipelihara dalam kolam jaring untuk meningkatkan berat badan ikan. Ada empat macam pakan, yaitu pakan A yang mengandung ampas kecap yang dicampur dengan bahan pakan lainnya, pakan B merupakan pelet kotoran ayam iradiasi yang dicampur dengan bahan pakan lainnya, pakan C berupa pakan komersial sebagai kontrol dan pakan D ialah berupa ampas tahu. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari sebanyak 3 persen dari total berat badan. Kualitas pakan dihitung dari nilai konversi. Kualitas air juga diukur (pH, suhu dan kadar oksigen terlarut). Analisis logam berat dalam daging dan air kolam dilakukan dengan menggunakan atomic absorption spectrophotometer (AAS). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada minggu ke 12 dan 21 pakan A (pelet ampas kecap) menghasilkan nilai konversi yang kecil walaupun secara statistik tidak berbeda nyata dengan pakan lainnya. Hasil analisis logam berat Hg, Pb, dan Cd dalam daging dan air kolam berada dibawah ambang batas yang diizinkan begitu juga dengan kandungan Fe dalam air kolam masih dibawah ambang batas. Salmonella tidak ditemukan pada semua sampel yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa limbah industri tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan ikan dan dapat mengimbangi pakan komersial. Disamping itu kualitas air kolam sesuai untuk pemeliharaan ikan nila.
اظهر المزيد [+] اقل [-]