Farmer response to crop-livestock farming system technology in Majalengka Regency, West Java (Indonesia)

إنجليزي. Commodities diversification on integrated farming system is one of efforts to increase farmer income. The assessment of Integrated Farming System already was conducted at Jatiserang village, Panyingkiran subdistrict, and Majalengka district, West Java on season planting 2001. Introduction technologies on that assessment were legowo system, efficiency of N fertilization based on LCC, efficiecy of P dan K fertilizing based on soil test, and cow fattening with fermentation of agriculture waste. The research of Farmers Response for Technologies of Integrated Farming System on Majalengka district was already conducted on Febuary 2002. This objective of research was to know farmers response of introduction technologies that were developed on integrated farming system in Majalengka district. The method of research was carried out by farmer interview. Farmer response for technologies of integrated farming system analyzed by descriptive method to get frequency value and tested by Spearman correlation between two variables before and after assessment with ordinal scale. The results of research were: (1) Exchange of farmer response from 31.8 percent like, 27.28 percent doubt, and 40.95 percent dislike becomes 79.53 percent like, 18.2 percent doubt, and 2.8 percent dislike to technologies of integrated farming system and (2) Correlation between farmers response and both P dan K fertilization based on soil test and cow fattening with fermentation of agriculture waste was rather strong with 0.76 and 0.663 value

مجهول. Penerapan Sistem Usahatani Terpadu melalui diversifikasi komoditas merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan petani, karena dapat memperluas sumber pendapatan. Pengkajian Sistem Usahatani Terpadu (SUT) Tanaman - Ternak telah dilaksanakan di Desa Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka Jawa Barat pada musim tanam 2001/2002. Teknologi yang diintroduksikan dalam pengkajian ini adalah cara tanam legowo, efisiensi pemupukan N berdasarkan pembacaan BWD, efisiensi pemupukan P dan K berdasarkan hasil analisa tanah, dan pemanfaatan limbah pertanian melalui teknologi fermentasi sebagai pakan ternak. Untuk mengetahui sejauh mana minat petani terhadap teknologi yang dikembangkan, telah dilaksanakan Penelitian Respon Petani terhadap Penerapan Teknologi Sistem Usahatani Terpadu (SUT). Penelitian dilaksanakan selama musim tanam 2001/2002 dengan 2 kali pengambilan data yaitu Agustus 2001 sebelum pengkajian SUT dan Februari 2002 sesudah pengkajian SUT. Metodologi yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur terhadap 30 petani. Sikap petani terhadap teknologi SUT dianalisis dengan statistik deskriftif untuk mendapatkan nilai frekuensi dan diuji korelasi dua variabel sebelum dan sesudah pengkajian dengan skala ordinal untuk mendapatkan nilai korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Petani yang semula 31.8 persen suka, 27.28 persen ragu-ragu, dan 40,95 persen tidak suka terhadap teknologi SUT, berubah setelah pengkajian menjadi 79.53 persen suka, 18.2 persen ragu-ragu, dan 2.8 persen tidak suka terhadap teknologi SUT, dan 2. Sikap petani yang menyukai teknologi pemupukan P dan K berdasarkan uji tanah dan penggemukan sapi potong dengan pakan fermentasi limbah pertanian berkorelasi agak kuat masing-masing sebesar 0.76 dan 0.663