Performance of solar cell and zeolite in a solar-dessicant drying system
1999
Rachmat, R. (Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi (Indonesia)) | Kato, K. | Ikeda, Y. | Thahir, R.
English. The availability of solar energy at a particular location is specific to the geographical location (latitude, longitude and altitude), local weather condition, and the day of the year and time of the day. Until now, adapting solar energy as a stand-alone system for high-temperature drying has not proven to be cost effective. In this study a conservation method of solar energy for drying system to minimize risk of overdrying and reducing milling yield loss is to dry and store the heat during daytime and use the desiccant to force the migration of moisture from the grain to the desiccant environment. The results showed that solar radiation and the repeatable adsorption and desorption of desiccant enabled the system to proceed at day and night time. The difference heated air and airflow rate condition resulted in higher drying rate at solar drying mode was (0.5-0.6 percent/hr) and it was higher than desiccant mode (0.3-0.4 percent/hr), to compensate the humid air condition at inside glasshouse when the day was cloudy or rainy, the DC motor's energy consumption at desiccant drying mode was 3.2 KWh-4.9 KWh and it was higher than AC motor at solar drying mode (2.2-2.3 KWh). The effect of natural and synthetic zeolites used for desiccant on paddy drying process indicated the same phenomena. Based on the equilibrium moisture content values of zeolites, the synthetic zeolite had better drying capacity than natural ones
Show more [+] Less [-]unknown. Ketersediaan energi matahari pada daerah tertentu sangat dipengaruhi oleh letak geografis dari lokasinya, kondisi cuaca lokal, jumlah hari cerah dalam setahun dan jumlah jam cerah dalam sehari. Sampai saat ini, dalam pengeringan dengan suhu tinggi yang memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dinilai tidak efisien secara ekonomis. Dalam studi ini metoda konservasi energi panas matahari dengan menekan risiko panas yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan rendahnya rendemen penggilingan hasil adalah mengeringkan dan mengumpulkan panas pada saat matahari bersinar atau siang hari dan menggunakan energi yang terdapat pada desikan untuk mendorong proses migrasi uap air dari padi ke lingkungan desikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi pengeringan matahari dan pemanfaatan desikan yang dapat dikeringkan secara berulang-kali memungkinkan proses pengeringan berlangsung pada siang dan malam hari. Pemanfaatan sel surya memberikan manfaat yang nyata dalam pembangkitan listrik DC (direct current) untuk menggerakkan motor DC. Perbedaan pemanasan dan aliran udara pada pengering menunjukkan bahwa laju pengeringan pada siang hari (0.5-0.6 persen/hari) lebih besar dari malam hari (0.3-0.4 persen/hari). Keadaan lembab pada bangunan pengering saat hari mendung atau hujan menyebabkan konsumsi energi untuk motor DC (3.2-4.9 KWh) lebih besar dari motor AC (alternating current) (2.2-2.3 KWh). Pengaruh penggunaan zeolit sintetik dan alami terhadap laju pengeringan menunjukkan fenomena yang sama. Berdasarkan kadar air keseimbangannya, zeolit sintetik memiliki kapasitas pengeringan yang lebih baik dari pada zeolit alami
Show more [+] Less [-]AGROVOC Keywords
Bibliographic information
This bibliographic record has been provided by Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination