[Evaluation of technical training pattern of maize and rice field school in Palu (Indonesia))

Pelatihan tingkat Kabupaten/Kota yang dilakukan dalam program SL-PTT menjadi bagian penting dalam proses transfer komponen teknologi PTT padi dan jagung dari peneliti kepada penyuluh serta akhirnya ke petani. Proses transfer teknologi ini merupakan rangkaian panjang dari pelatihan pusat (PL.I) yang berasal dari peneliti di tingkat balai penelitian kepada peneliti atau penyuluh tingkat propinsi. Selanjutnya proses transfer teknologi dari peserta PL I kepada penyuluh tingkat kabupaten pada kegiatan PL.II. Keterbatasan sumber daya manusia ditingkat Kabupaten/Kota dalam mentransfer teknologi di PL. III menyebabkan hambatan penyebaran teknologi. Penyuluh dilapangan mengharapkan bentuk pelatihan lebih banyak dalam bentuk ketrampilan/teknis khususnya dalam komponen teknologi SL. PTT padi dan pengendalian penyakit. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai komponen teknologi yang diketahui penyuluh, mudah dilakukan oleh petani dan bentuk perbaikan pola pelatihan teknis di kegiatan PL.III di Kabupaten/Kota. Pengkajian ini dilakukan di tahun 2010 dengan menggunakan metode survei dengan mewawancarai penyuluh di dua Kecamatan dan Petani jagung dilahan demonstrasi plot Desa Taipa Kecamatan Palu Utara. Jumlah petani dan penyuluh yang diwawancarai sebanyak 30 orang. Hasil yang diperoleh diketahui bahwa petani dilahan demplot telah mengetahui 75.6 persen komponen teknologi akan tetapi dalam penerapannya di lahan petani komponen pemupukan dan penggunaan benih bermutu masih kurang. Hasil wawancara dengan penyuluh hanya 20-60 persen penyuluh mengetahui waktu pemberian pupuk, dosis dan penggunaan BWD. Pengetahuan akan pengendalian hama dan penyakit juga masih kurang. Pengetahuan penyuluh juga masih kurang pada komponen teknologi SL PTT Padi seperti luasan pesemaian, pengendalian tikus, mencegah tungro, pengendalian keong dan penggunaan BWD. Berdasarkan hasil survei ini maka perbaikan pola pelatihan PLIII harus diperbaiki. Rekomendasi yang dimaksud adalah peningkatan jumlah lokasi kegiatan praktek/teknis yang diikuti diskusi dan pembuatan materi penyuluhan mendukung tahapan kegiatan SL PTT