Ecdysone agonists: new insecticides with novel made of actions

English. Development of insect resistance to insecticide has been the major driving force for the development of new insecticides. Awareness and demand from public for more environmentally friendly insecticides have contributed in shifting the trend from using broad spectrum to selective insecticides. As a result, scientists have looked for new target sites beyond the nervous system. Insect growth regulators (IGRs) are more selective insecticides than conventional insecticides, and ecdysone agonists are the newest IGRs being commercialized e.g tebufenozide, methoxyfenozide, and halofenozide. Ecdysone agonist bind to the ecdysteroid receptors, and they act similarly to the molting hormone 20-hydroxyecdysone. The binding provides larvae or nymphs with a signal to enter a premature and lethal molting cycle. In addition, the ecdysone agonists cause a reduction in the number eggs laid by female insects. The ecdysone agonists are being developed as selective biorational insecticides. Tebufenozide and methoxyfenozide are used to control lepidopteran insect pests, whereas halofenozide is being used to control coleopteran insect pests. Their selectivity is due to differences in the binding affinity between these compounds to the receptors in insects from different orders. The selectivity of the compounds makes them candidates to be used in combinations with other control strategies to develop integrated pest management programs in agricultural ecosystems

unknown. Perkembangan resistensi serangga terhadap insektisida merupakan salah satu faktor pendorong utama bagi industri untuk menemukan insektisida baru. Kesadaran dan permintaan masyarakat untuk tersedianya insektisida yang ramah terhadap lingkungan telah mengubah arah pengembangan dari insektisida yang berspektrum luas menjadi insektisida yang bersifat selektif. Perubahan ini telah membawa para peneliti untuk mencari sasaran baru selain sistem saraf pusat serangga. Senyawa pengatur pertumbuhan serangga (dikenal sebagai insect growth regulator, IGR) adalah kelompok insektisida yang bersifat lebih selektif dibandingkan dengan insektisida konvensional, dan agonis ekdison merupakan anggota kelompok IGR terbaru yang saat ini sudah dipasarkan contoh tebufenozide methoxyfenozide, dan halofenozide. Agonis ekdison menempel pada reseptor ekdisteroid dan akan menimbulkan reaksi yang sama dengan hormon molting 20-hidroksiekdison. Hal ini selanjutnya akan memberikan tanda bagi larva atau nimfa untuk memasuki periode molting yang bersifat prematur dan akan mengakibatkan kematian pada serangga yang bersangkutan. Agonis ekdison dikembangkan untuk memenuhi kriteria selektifitas yang tinggi. Tebufenozide dan methoxyfenozide efektif untuk mengendalikan hama Lepidoptera, sedangkan halofenozide efektif untuk hama Coleoptera. Selektifitas agonis ekdison diantaranya disebabkan oleh perbedaan afinitas reseptor pada serangga dari bangsa yang berbeda. Hal ini menjadikan agonis ekdison mempunyai potensi yang lebih besar untuk dikombinasikan dengan metode pengendalian yang lain dalam program pengendalian hama terpadu di ekosistem pertanian