Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon.
2000
Ketaren P.P. | Prasetyo L.H.
Satu penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi tingkat produksi telur itik persilangan Mojosari x Alabio (MA) selama setahun yang dipelihara di kandang itik Balai Penelitian Ternak dan di kandang itik milik peternak di Cirebon (Jawa barat). Sembilan puluh lima ekor itik petelur dewasa persilangan MA berumur 20 minggu di Ciawi dan 90 ekor di Cirebon telah digunakan didalam penelitian ini. Itik petelur di Ciawi di bagi ke dalam 9 pen yang masing-masing terdiri dari 10-12 ekor/pen dan diberi pakan ad libitum dari umur 20-31 minggu yang kemudian di beri pakan terbatas sekali sehari sebanyak 175g/ekor/hari. Sedangkan itik di Cirebon dibagi ke dalam tiga pen masing-masing 30 ekor/pen dan diberi pakan terbatas dua kali sehari sebanyak 155 g/ekor/hari. Konsumsi pakan, produksi telur, FCR dan tingkat kematian itik dicatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produksi telur itik di Ciawi jauh lebih tinggi dari produksi telur di Cirebon yaitu masing-masing 71,2 dan 57,4 persen selama 10 bulan produksi. Rontok bulu (molting) terjadi 26 minggu lebih awal pada itik yang dipelihara di Cirebon (36 minggu) dibandingkan itik di Ciawi yang baru mulai molting pada umur 62 minggu. Tingkat mortalitas itik petelur di Ciawi dan Cirebon masing-masing 10,5 dan 3,3 persen selama 10 bulan penelitian. Rataan produksi telur setahun pada itik yang dipelihara di Ciawi adalah 69,4 persen dengan FCR 4,1. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa jumlah dan mutu pakan yang diberikan tampaknya mempengaruhi saat mulainya rontok bulu dan selanjutnya menentukan tingkat produksi telur itik persilangan MA.
Show more [+] Less [-]AGROVOC Keywords
Bibliographic information
This bibliographic record has been provided by Wolters Kluwer