TINGKAT KONSISTENSI PEMUDA TANI TERHADAP TRANSFORMASI SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO
2016
Eri Yusnita Arvianti | Asnah | Anung Prasetyo
ABSTRAKSebagai salah satu daerah di propinsi Jawa Timur yang menyumbang devisa terbesar di Indonesia melalui pengiriman TKI di luar negeri adalah kabupaten Ponorogo. Fenomena tersebut menyebabkan adanya permasalahan tata keruangan wilayah maupun sosiologi pedesaan .Hal ini memberikan dampak pada pergeseran mata pencaharian dari petani menjadi bukan petani. Salah satu wilayah yang mengalami perubahan menjadi perkotaan adalah di lima desa Kabupaten Ponorogo yaitu Mojorejo, Kemuning, Siwalan, Babadan, Demangan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi pemuda tani terhadap mata pencahariannya di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data yang dikumpulkan diperoleh melalui teknik wawancara dengan para pemuda tani yang tersebar di lima desa di Kecamatan kota Ponorogo.Teknik analisis datanya menggunakan purposive sample dengan mengambil 60 sampel. Kemudian mendeskripsikan konsistensi pemuda tani dengan cara skoring. Selanjutnya diklasifikasikan dalam tiga kelas, yaitu kelas tidak konsisten, kurang konsisten, dan konsisten. Di Kabupaten Ponorogo terdapat 38.3% pemuda tani tidak konsisten (23pemudatani).Pemuda yang tidak konsisten di dominasi oleh para pemuda tani yang penguasaan lahannya sempit (<1.200m2), pendapatan dari hasil kegiatan pertanian rendah (< Rp. 10.000.000,00 per tahun) dan mengelola lahan yang dimiliki oleh investor. Sementara itu terdapat 25% (15pemuda tani) kurang konsisten yang didominasi oleh para pemuda tani yang memiliki pekerjaan lain di luar pertanian dan bukan penduduk asli. Sedangkan pemuda tani yang konsisten 36,7% (22pemuda tani) yang didominasi oleh para pemuda yang kepemilikan lahannya luas (>2.000m2), pendapatan tinggi (> Rp. 15.000.000,00 per tahun) dan merupakan penduduk asli.ABSTRACTAs one of the areas in the province of East Java, which accounts for the largest foreign exchange in Indonesia through sending workers in a foreign country is Ponorogo. The phenomenon led to problems of spatial planning regions and rural sociology. It is an impact on the livelihoods of farmers shifting to non-farmers. One area that has been changed into an urban village is in five Ponorogo is Mojorejo, Myrtle, Siwalan, Babadan, Demangan This study aims to determine the consistency of farm youth to livelihood in Ponorogo. This study used survey method. The data collected was obtained through interviews with youths techniques farmers in five villages in the district town of Ponorogo. Data analysis technique using purposive sample by taking 60 samples. Then describe the consistency of farm youth by means of scoring. Further classified into three classes, namely inconsistent, less consistent, and consistent. In Ponorogo contained 38.3% farm youth inconsistent (23 young farmer). Youth who do not consistently dominated by the young peasant land tenure narrow (<1.200m2), income from agricultural activities is low (<Rp. 10,000,000.00 per year) and manage land owned by the investor. Meanwhile there is a 25% (15 young farmer) less consistently dominated by the young farmers have other jobs outside the agricultural and non-indigenous. While young farmer consistent 36.7% (22 young farmers) are dominated by young men who vast land holdings (> 2.000m2), high incomes (> Rp. 15,000,000.00 per year) and the original inhabitants.
Show more [+] Less [-]AGROVOC Keywords
Bibliographic information
This bibliographic record has been provided by Directory of Open Access Journals