Kinerja Unit Pemotong Serasah Tebu Tipe Reel (Performance of Sugarcane Trash Cutting Unit with Reel Type Cutter)
2016
Wahyu K. Sugandi | Radite P. A. Setiawan | Wawan Hermawan
The problem of sugarcane trash after harvesting is experienced by the world's sugarcane plantations, including those in Indonesia. Large amount of sugarcane trash left in the field makes difficulties in soil management and plant maintenance. Current practice done by the sugarcane plantations was “burning before soil tillageâ€. However, the practice of burning cause unwanted impact to the environment and human health. Meanwhile, sugarcane trash still rich of nutrients for the land. The trash size is still long so that it should be reduced to improve composting process. The prototype was tested on 4 levels of reel rotational speeds and 4 levels of trash densities. During the tests, cutting torque and rotational speed of the reel were measured using a torque-meter and a digital tachometer. The prototype chopped up sugarcane trash of about 1.7 - 3.2 cm length. Higher trash density caused a higher cutting torque and cutting power, while higher rotational speed caused a lower cutting torque and a higher cutting power. The highest cutting torque was 4.03 kg.m, when chopped sugarcane trash of 32 kg/m3 in trash density on 400 rotational speed. Increasing the rotational speed caused a shorter trash size.Keyword: cutting power, rotational speeds, sugarcane trash, cutting torque ABSTRAKPermasalahan serasah tebu setelah pemanenan merupakan polemik yang dialami oleh perkebunan tebu dunia termasuk Indonesia. Bila serasah tebu dibiarkan di atas lahan dengan jumlah yang besar akan mengganggu proses selanjutnya, seperti pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman. Penanganan saat ini yang dilakukan oleh perkebunan tebu adalah dengan cara dibakar. Namun demikian praktek pembakaran ini dapat menimbulkan efek buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Mengingat ukuran serasah yang ada di lahan masih panjang, maka perlu adanya suatu tekonologi dalam proses pencacahan serasah tebu menjadi ukuran yang lebih pendek agar serasah tersebut dapat terdekomposisi ke dalam tanah. Salah satu mekanisme pemotongan yang paling cocok diterapkan pada mesin pencacah serasah tebu adalah pemotong tipe reel karena sifat tebu yang bulky juga berkarakter liat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja unit pemotong serasah tebu yang meliputi 3 hal, yaitu mengkaji torsi pemotongan, daya pemotongan dan panjang hasil pemotongan. Metode penelitian mencakup: (1) pengukuran kalibrasi torsi pemotongan, (2) pengukuran torsi pemotongan dengan 4 perlakuan kecepatan putar dan 4 perlakuan tingkat kepadatan, (3) akusisi dan pengolahan data, (4) pengukuran panjang hasil cacahan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan kecepatan putar silinder pemotong yang tinggi mengakibatkan torsi pemotongan yang lebih rendah, namun daya pemotongan lebih tinggi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa panjang potongan serasah yang dihasilkan oleh mesin pencacah serasah tebu berkisar antara 1,7 – 3,2 cm. Semakin padat serasah yang dipotong diperlukan torsi dan daya pemotongan yang semakin tinggi. Torsi pemotongan yang paling tinggi (pada selang pengujian yang dilakukan) adalah 4,03 kg.m saat mencacah serasah dengan kepadatan 32 kg/m3 pada kecepatan putar 400 rpm.Kata kunci: daya pemotongan, kecepatan putar, serasah tebu, torsi pemotongan
Show more [+] Less [-]Bibliographic information
This bibliographic record has been provided by Directory of Open Access Journals