The effects of organic and inorganic fertilizers on the growth and yield of shallot cultivar Palu

anglais. Several fertilizer combination were studied to find out the optimum rate of organic and inorganic fertilizers on growth and yield of shallot. The experiment was conducted at Jono'Oge village, Donggala, Central Sulawesi at altitude 15 m a.s.l. from November 1997 to March 1998. These treatments were laid in a Randomized Block Design, consisted of levels of organic fertilizer and 4 levels of organic fertilizer with three replications. The results showed that the level of 1.200 kg/ha organic fertilizer was significantly increased number of leaves from 22 to 26, and increased number of bulb from 4.71 to 5.58 bulb/plant or equal to 5.25 ton/ha. Plant response to inorganic fertilizer was significant at 90 kg N/ha + 80 kg P205/ha + 70 kg K2O/ha, which was indicated by increasing in leaf number, but this level was not significant with 120 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 90 kg K2O/ha in tuber dry weight

inconnu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk organik dan anorganik yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah di lokasi penelitian di Desa Jono'Oge, Donggala, Sulawesi Tengah dengan ketinggian 15 m dari permukaan laut. Perlakuan disusun menurut rancangan acak kelompok yang terdiri dari empat level dosis pupuk organik dan empat level dosis pupuk anorganik dengan ulangan tiga buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk organik sebanyak 1.200 kg per ha secara nyata meningkatkan jumlah lembar daun dari 22,7 pada tanaman tidak dipupuk menjadi 26,1 dan jumlah umbi per rumpun dari 4,71 apabila tidak dipupuk menjadi 5,58 dengan hasil bobot kering umbi sebesar 5,25 ton per ha. Respons tanaman terhadap pemupukan anorganik nampak pada dosis 90 kg N/ha + 80 kg P2O5/ha + 70 kg K2O/ha yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah daun, namun dosis tersebut tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda dengan dosis 120 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 90 kg K2O/ha terhadap bobot kering umbi