Kajian Komposisi Vegetasi pada Rumpang Bekas Tebangan di Hutan Alam Produksi PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah | Study of Vegetation Composition in Former Logging Gaps of Production Natural Forest PT. Austral Byna, Central Kalimantan
2025
AZZIKRI | Pamoengkas, Prijanto | Hartoyo, Adisti Permatasari Putri
Pengelolaan hutan produksi di Indonesia diterapkan dengan mengacu pada sistem silvikultur, namun terdapat beberapa permasalahan teknis di lapangan seperti kegiatan pemanenan atau penebangan dan perbaikan tegakan tinggal. Rumpang merupakan sisi keterbukaan pada areal hutan yang terbentuk akibat dari penebangan pohon. Rumpang menjadi habitat yang penting bagi kelangsungan hidup vegetasi hutan dan menyediakan ruang penyebaran benih tanaman hutan. Jenis tumbuhan di dalam rumpang menjadi informasi yang sangat penting dalam upaya pengembangan produktivitas dan pelestaraian hutan alam dalam mendukung kebijakan pemerintah dan proses implementasi terkait dengan teknik Silvikultur Intensif (SILIN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan vegetasi pada semua ukuran rumpang setelah penebangan, kondisi komposisi, dan karakteristik vegetasi. Kategori rumpang yang diamati dalam penelitian ini terbagi menjadi rumpang kecil (9 rumpang) dan rumpang besar (9 rumpang). Pengukuran kondisi vegetasi dilakukan sebanyak dua periode dari tahun 2023 sampai 2024 dengan selang waktu 10 bulan. Metode dalam menentukan perubahan tutupan vegetasi dilakukan dengan membuat peta perubahan tutupan vegetasi menggunakan citra Sentinel 2B-MSIL2A dan dianalisis melalui Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Pengambilan data vegetasi dilakukan pada rumpang yang telah ditentukan secara purposive dengan membuat petak plot pada tumbuhan tingkatan semai berjumlah empat plot pada setiap rumpang. Karakteristik vegetasi ditentukan dengan melakukan analisis biplot dan Principal Component Analyisis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan vegetasi pada rumpang kecil mengalami peningkatan yang lebih cepat dibandingkan rumpang besar dari tahun 2022 sampai 2024. Tutupan vegetasi pada rumpang kecil sebesar (55,65%) dan rumpang besar (48,78%). Komposisi jenis dan famili tumbuhan meningkat secara berurutan, yaitu 33 jenis dan 20 famili pada tahun 2023, kemudian 64 jenis dan 28 famili pada tahun 2024. Dipterocarpaceae merupakan famili yang paling dominan ditemukan pada semua ukuran rumpang. Shorea parvifolia, Dryobalanops lanceolata, Shorea leprosula menjadi tumbuhan yang memiliki indeks nilai penting tertinggi. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan dan indeks kekayaan jenis berada pada kategori sedang, indeks kemerataan jenis berada pada kategori merata, serta indeks dominansi jenis berada pada kategori tidak dominan. Shorea parvifolia dan Shorea leprosula lebih baik tumbuh pada rumpang besar, pertumbuhan Shorea leprosula dipengaruhi oleh tutupan tajuk. Dryobalanops lanceolata lebih baik tumbuh pada ukuran rumpang kecil dan dipengaruhi oleh tutupan tajuk.
Показать больше [+] Меньше [-]Production forest management in Indonesia is implemented by several silvicultural systems. Still, several technical problems in the field, such as harvesting activities or logging and repair of the standing stands after harvesting, often do not get serious attention. Gaps are a side of openness in the forest area formed due to logging. Gaps become an essential habitat for the survival of forest vegetation and provide a space for the spread of forest plant seeds. Plant species in gaps become essential information in efforts to develop productivity and preservation of natural forests in supporting government policies and the implementation process related to intensive silviculture techniques (SILIN). The study aimed to analyze changes in vegetation cover in all gap sizes after logging, the condition of vegetation composition in all gap sizes, and the life characteristics of the plant species in the gaps. The Rumpang category observed in this study was divided into small gaps (9 gaps) and large gaps (9 gaps). Measurement of vegetation conditions is carried out in as many as two periods from 2023 to 2024 with an interval of 10 months. The method for determining changes in vegetation cover was done by making a map of changes in vegetation cover using the 2B-MSIL2A Sentinel image and analyzed using Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). The vegetation data collection method was purposive sampling, which involves creating a plot at the plant level with four plots in each gap. Vegetation characteristics were determined by biplot and principal component analyses (PCA). The results showed that changes in vegetation cover in small gaps recovered faster than in large gaps from 2022 to 2024. Vegetation cover increased in small gaps (55,65%) and large gaps (48,78%) after logging. Species and family composition increased in order, were 33 species and 20 families in 2023, then 64 species and 28 families in 2024 post-logging. Dipterocarpaceae is the most dominant familes found in all gap sizes. Shorea parvifolia, Dryobalanops lanceolata,and Shorea leprosula had the highest important value index (IVI). The plant species diversity and richness index is in the medium category, the plant species evenness index is in the equitable category and the plant species dominance index is in the non dominant category. Shorea parvifolia and Shorea leprosula was more adapted to large gaps, Shorea leprosula growth was influenced by canopy cover. Dryobalanops lanceolata was more adapted to small gaps and growth was influenced by canopy cover.
Показать больше [+] Меньше [-]