The international coconut genebank

Inglés. To increase the economic value of coconut product and incone of the farmers diversification products of copra and oil must be produced such as: dessicated coconut, coconut milk, oleochemical, carbon active, coir, dust of husk, and etc. In this case, coconut farmers and processors will need new varieties. The new coconut varieties can be developed through breeding activities. To have a successfull breeding program we should have genetic variabilities in the breeder's collection of material or germplasm collection. The International Coconut Genebank at Sikijang Mati village, Riau Province, Indonesia, is one of the centers of collection and conservation of coconut in the world, especially from Southeast Asia. The institute has other activities that will be implemented among others: coconut breeding research, training and research in biotechnology coconut palm. The early activities of government of Indonesia were planting five potential dwarf types of coconut, planting five cultivars of tall coconut, sending 2500 seednuts of Mapanget, doing exploration in East Nusa Tenggara and Moluccas, characterizing of 14 coconut populations in situ, and collected nine coconut accessions in Pekanbaru, Riau. The International Coconut Genebank will collect within seven years workplan 55 coconut cultivars, four cultivars from Malaysia, Vietnam seven cultivars, Thailand seven cultivars, Indonesia 14 cultivars, the Philipines 14 cultivars, and other countries nine cultivars

desconocido. Untuk meningkatkan nilai tukar produk kelapa, perlu dihasilkan produk lain selain kopra dan minyak, seperti tepung kelapa, santan, oleokimia, arang aktif, serat sabut, dan sebagainya. Untuk itu dibutuhkan jenis-jenis kelapa yang baru. Jenis-jenis tersebut dapat diperoleh dari hasil rakitan berbagai sumber genetik karena setiap produk memerlukan jenis kelapa dengan spesifikasi tertentu. Pusat Konservasi Plasma Kelapa Internasional (The International Coconut Genebank) di Desa Sikijang Mati, Propinsi Riau, Indonesia, selain sebagai tempat mengkoleksi dan mengkonservasi kelapa dunia juga sebagai tempat penelitian dan pelatihan pemuliaan dan bioteknologi tanaman kelapa, khususnya kawasan Asia Tenggara dengan 10 negara anggota. Kegiatan awal dari pemerintah Indonesia adalah menanam lima kultivar kelapa tipe Genjah, menyiapkan benih lima kultivar kelapa tipe Dalam, mengirim sebanyak 2500 butir benih kelapa Dalam Mapanget, melaksanakan eksplorasi di NTT dan Maluku, mengkarakterisasi 14 populasi kelapa in situ, dan mengkoleksi sembilan aksesi kelapa yang benihnya telah dikirim ke Pekanbaru, Riau. Pusat Konservasi Plasma Nutfah Kelapa Internasional pada tahap awal untuk tujuh tahun pertama akan mengkoleksi sebanyak 55 kultivar yang berasal dari Malaysia empat kultivar, Vietnam 7 kultivar, Thailand tujuh kultivar, Indonesia 14 kultivar, Filipina 14 kultivar, dan lain-lain negara sebanyak sembilan kultivar