Efektivitas Agen Hayati (Rhodopseudomonas palustris) untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun (Alternaria porri) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) | Efektivitas Agen Hayati (Rhodopseudomonas palustris) untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun (Alternaria porri) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
2023
Deden, Deden | Wijaya, Wijaya
Английский. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas unggulan pertanian Indonesia. Penurunan produksi bawang merah salah satunya karena penyakit bercak daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Upaya pengendalian penyakit bercak daun ini masih ditekankan pada penggunaan fungisida, padahal penggunaan fungisida secara terus menerus berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu upaya alternatif ramah lingkungan untuk mengatasi penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah adalah dengan menggunakan agen hayati R. palustris. R. palustris merupakan mikroorganisme ramah lingkungan yang mengendalikan serangan cendawan. Tujuan penelitan ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil percobaan pengendalian penyakit bercak daun dengan menggunakan R. palustris. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari 5 taraf yaitu, A = R. palustris 0,5 mL/L, B = R. palustris 1,0 mL/L, C = R. palustris 1,5 mL/L, D = R. palustris 2,0 mL/L dan E = Kontrol (tanpa perlakuan fungisida). Hasil penelitian menunjukan bahwa agen hayati R. palustris tidak menimbulkan fitotoksisitas bagi pertumbuhan tanaman bawang merah, sehingga bawang merah dapat tumbuh dengan baik. Semua taraf konsentrasi agen hayati R. palustris yang diuji mampu menekan instesitas serangan penyakit bercak daun (Alternaria porri) dan penyakit lainnya pada tanaman bawang merah. Semakin besar konsentrasi R. palustris yang diaplikasikan, menunjukan intesitas serangan penyakit bercak daun semakin rendah. Hasil tertinggi bobot umbi bawang merah didapatkan dari perlakuan R. palustris pada konsentrasi 2 mL/L yaitu 29,30 kg per petak atau setara dengan 11,72 ton per hektar (lahan efektif 80%).
Показать больше [+] Меньше [-]индонезийский. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas unggulan pertanian Indonesia. Penurunan produksi bawang merah salah satunya karena penyakit bercak daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Upaya pengendalian penyakit bercak daun ini masih ditekankan pada penggunaan fungisida, padahal penggunaan fungisida secara terus menerus berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu upaya alternatif ramah lingkungan untuk mengatasi penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah adalah dengan menggunakan agen hayati R. palustris. R. palustris merupakan mikroorganisme ramah lingkungan yang mengendalikan serangan cendawan. Tujuan penelitan ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil percobaan pengendalian penyakit bercak daun dengan menggunakan R. palustris. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari 5 taraf yaitu, A = R. palustris 0,5 mL/L, B = R. palustris 1,0 mL/L, C = R. palustris 1,5 mL/L, D = R. palustris 2,0 mL/L dan E = Kontrol (tanpa perlakuan fungisida). Hasil penelitian menunjukan bahwa agen hayati R. palustris tidak menimbulkan fitotoksisitas bagi pertumbuhan tanaman bawang merah, sehingga bawang merah dapat tumbuh dengan baik. Semua taraf konsentrasi agen hayati R. palustris yang diuji mampu menekan instesitas serangan penyakit bercak daun (Alternaria porri) dan penyakit lainnya pada tanaman bawang merah. Semakin besar konsentrasi R. palustris yang diaplikasikan, menunjukan intesitas serangan penyakit bercak daun semakin rendah. Hasil tertinggi bobot umbi bawang merah didapatkan dari perlakuan R. palustris pada konsentrasi 2 mL/L yaitu 29,30 kg per petak atau setara dengan 11,72 ton per hektar (lahan efektif 80%).
Показать больше [+] Меньше [-]Библиографическая информация
Эту запись предоставил Universitas Perjuangan Tasikmalaya