Уточнить поиск
Результаты 1-10 из 10
Agriculture, food and water. A contribution to the "World Water Development Report"
2003
Ground Water Utilization for Food Crops Production. [Report]
1985
Venkataswamy, T. | Bahar, F.A. | Prastowo, B. | Prabowo, A.
[Use of shallow ground water for food cropping]
1996
Juliardi, I. | Syamsiah, I. | Wardana, P. | Arsana, K.D. | Rustiati, T.
Air tanah sangat potensial untuk mengairi tanaman pangan terutama palawija di lahan tadah hujan. Salah satu cara pemanfaatan air tanah tersebut dengan membuat sumur pantek. Hal ini memungkinkan karena kedalaman air tanah relatif dangkal (10-15 m dari permukaan tanah). Pengembangan air tanah tersebut akan berdaya guna apabila manfaat yang diperoleh cukup besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Frekuensi pemberian air tiap 14 hari tidak berpengaruh nyata terhadap hasil kedelai dan jagung di Sukamandi (Subang), Haurgeulis (Indramayu) dan Adipala (Cilacap) dibandingkan pemberian air tiap 7 maupun 10 hari. Penyaluran air yang berasal dari pompa menggunakan slang plastik untuk mengurangi kehilangan air selama penyaluran sehingga menghemat bahan bakar pompa. Besar biaya untuk pengoperasian pompa rata-rata Rp 240.000,- dan Rp 265.000,- masing-masing untuk kedelai dan jagung sedangkan keuntungan bersih rata-rata budidaya kedelai dan jagung masing-masing Rp 374.000,-/ha dan Rp 321.000,-/ha
Показать больше [+] Меньше [-]Adaption of food crops to temperature and water stress
1993
Kuo, C.G. (ed.) | Asian Vegetable Research and Development Center, Taipei (Taiwan) eng
Summaries (En)
Показать больше [+] Меньше [-][Water management system to support food crop development in tidal swamp land]
1995
Noor, M. | Saragih, S.
Beragam komoditas pangan dapat dikembangkan di lahan pasang surut, namun yang sangat menonjol adalah tanaman pangan berupa padi dan palawija. Dalam perkembangannya pengelolaan air merupakan kunci yang sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas lahan dan intensitas tanam. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan air, pelumpuran dan pemberian kapur dapat meningkatkan hasil padi dari 1,26 t GKG/ha pada tahun pertama pembukaan menjadi 4,03 t/ha setelah pengusahaan tiga tahun dengan penerapan pengelolaan air yang diperbaiki dengan sistem irigasi, drainase dan intersepsi (one flow system) secara berkesinambungan dalam tiga musim tanam. Pelumpuran pada MT I menurunkan hasil padi, tetapi pada MT selanjutnya pelumpuran dapat meningkatkan hasil antara 17-32 persen dibandingkan dengan MT I. Pergiliran tanaman dengan palawija memberikan hasil yang cukup baik, terutama dengan kedelai. Jumlah pemberian kapur cukup berpengaruh terhadap tingkat hasil yang diperoleh baik pada tanam 1 (padi) maupun tanam ke-2 (kedelai dan kacang tanah). Hasil padi dan palawija terbaik yang dicapai 2,73 t gabah kering giling (GKG), 2,03 t biji kering kacang tanah, dan 1,54 t biji kering kedelai. Residu 4 t kapur/ha (L3) yang diberikan pada musim tanam ke-1 dan ke-2 dapat memberikan peningkatan hasil padi sebesar 85 persen dan hasil kedelai sekitar 4 kali lipat. Pengolahan tanah dapat meningkatkan secara nyata baik hasil padi pada tanaman 1 dan palawija (kacang tanah dan kedelai) pada tanam 2. Pada lahan pasang surut tipe B, dengan sistem drainase dangkal dimungkinkan untuk tanam palawija dalam 2-3 kali setahun. Kapur dan pemupukan berpengaruh cukup besar terhadap hasil palawija. Hasil terbaik palawija yang dicapai masing-masing 4,41 t pipilan kering jagung, 3,52 t biji kering kacang tanah, dan 2,2 t biji kering kedelai per ha
Показать больше [+] Меньше [-]Agua Casada, Projet pilote de cultures vivrieres, Sao Tome-et-Principe. Rapport technique: Alimentation en eau pour l'irrigation des cultures vivrieres a Agua Casada
1981
FAO, Rome (Italy) fre
[Soil and water conservation combine farm enterprise pattern of food crop and forestry]
1984
Machfudh | Sumantri, I. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor (Indonesia))
Pembinaan sumberdaya alam merupakan salah satu faktor penting dalam pembinaan wilayah transmigrasi. Wilayah pemukiman transmigrasi yang sebagian besar berasal dari hutan primer memerlukan penanganan khusus dan teliti dalam masalah pemanfaatan lahannya. Mata pencaharian pokok transmigran umumnya sebagai petani, oleh karena itu usahatani yang dilakukan di awal masa penempatan merupakan usahatani tanaman pangan semusim. Untuk keperluan penunjang lainnya para transmigran berorientasi pada pemanfaatan hutan sekelilingnya. Dengan pengelolaan yang baik pola usahatani kehutanan dapat bertindak sebagai daerah penyangga bagi hutan-hutan sekitarnya dan perbaikan kondisi kapasitas lahan itu sendiri. Keterpaduan usaha pengelolaan harus ditunjang oleh landasan ilmiah yang mantap khususnya bagi wilayah-wilayah agro ekosistem yang khas.
Показать больше [+] Меньше [-]The effect of waste water reuse in irrigation on the contamination level of food crops by Giardia cysts and Ascaris eggs
1999
Amahmid, O. (Faculty of Sciences Semlalia, Marrakech (Morocco). Dept. of Biology) | Asmama, S. | Bouhoum, K.
Integrated Food Crop Systems Project, Ghana: development and promotion of improved techniques of water and soil fertility management for the sustainable production of crops on land in the humid forest belt.
Kiff, E. | Chan, M.K. | Jackson, D.
This report covers the first visit by the NRI team to Ghana in the start-up of the agronomy component of the Integrated Food Crops Systems Project (IFCSP). The team was fully supported by in-country IFCSP personnel, VSO (Ms Meijer) and other collaborators. The purpose of the visit was to establish the project on the ground following funding approval from the NRSP FAI programme. This involved defining the activities of the various collaborators and conducting a participatory rural appraisal of farmers' perceptions and practices for maintaining soil fertility in dry season vegetable producing areas of Brong Ahafo region. The PRA which was carried out in four typical vegetable growing areas revealed that farmers use considerable amounts of inorganic fertilisers but are concerned about their costs and that increased quantities are required to maintain yields at former levels. Many farmers practice fallowing to maintain soil fertility and to avoid pest build-up, but generally fallow periods are becoming shorter. The project aims to overcome these constraints through the introduction and testing of suitable legume cover crops and green manures. A strategy for introducing the concept of cover crop and green manure usage and testing was developed for each of the four study locales following completion of the PRA. Strategies are related to the soil type(s) present, water availability and husbandry practices employed. Arrangements were made with SRI to conduct an initial soil survey and analysis of two surveyed areas before the start of the rains in April. Funding for the survey will be provided from the newly opened project account in Sunyani. Arrangements were made to purchase seed of suitable cover crops from CRI and seeds of those not available were ordered from European suppliers. Agreement for importing new accessions were made with the Plant Protection and Regulatory Services Department (Accra) and the Plant Genetic Resources Centre, at Bunso.
Показать больше [+] Меньше [-]Governance for a sustainable future. Reports. v. 1: The world's commons: the challenge of governance.- v. 2: Fishing for the future.- v. 3: Managing biodiversity for food security.- v. 4: Working with water
2000
World Humanity Action Trust, London (United Kingdom). Commission on Fisheries Resources eng | World Humanity Action Trust, London (United Kingdom). Commission on Genetic Diversity in Relation to Food eng | World Humanity Action Trust, London (United Kingdom). Commission on Water eng
Summaries (En) | Gift
Показать больше [+] Меньше [-]